TAHAPAN MENGAJARKAN MEMBACA PADA ANAK

Sebagai orangtua, kita tidak bisa (dan sebaiknya tidak) memaksakan anak untuk belajar tanpa melihat dan mengukur kemampuan dan juga berdasarkan usianya. Anak-anak di usia dini, meskipun mereka cerdas dan punya kemampuan baik, tetap saja kita perlu menimbang usia mereka. Jangan sampai kita membuat mereka tidak enjoy, tertekan, bahkan akhirnya tidak mau belajar.

Berikut ini adalah beberapa tahapan dalam mengajarkan membaca pada anak, yang disesuaikan dengan tingkatan usianya.

I. Usia 0 – 1 tahun

Seperti yang pernah saya ulas pada artikel-artikel sebelumnya, sejak mulai usia 0 tahun, bayi sudah mulai bisa kita ajari membaca. Namun, ada yang perlu kita tekankan disini, bahwa kita mengajari mereka membaca ini dengan tujuan mengaktifkan otak mereka sehingga dapat berkembang secara optimal. Bukan dalam artian mereka harus dapat membaca dan melafalkannya seperti anak-anak di usia yang lebih tua.

Pada usia ini, kita harus menyesuaikan dengan kondisi bayi. Pembelajaran harus dilakukan saat bayi dalam kondisi relaks dan tenang. Bisa juga dilakukan saat menemaninya bermain-main.

a. Membacakan buku-buku cerita atau ensiklopedi bergambar, dengan kata-kata yang mudah dan sederhana, juga dengan mimik atau intonasi yang menarik. Usahakan untuk menggunakan buku yang lembarannya tebal, tahan air, dan tidak mudah robek. Karena di usia ini anak-anak gemar sekali menggigit dan merobek apa saja. Jangan lupa untuk memberikan kesempatan pada anak untuk memegang dan membolak-balik bukunya.

b. Menggunakan flashcard matematika fakta untuk membantu mengaktifkan dan merangsang perkembangan otaknya secara maksimal. Untuk metode ini, saya sudah pernah mengulas caranya di artikel sebelumnya.

c. Menggunakan buku-buku dari bahan kain atau flanel yang dijahit. Bisa disusun khusus untuk angka, untuk huruf, atau untuk nama-nama buah ataupun yang lainnya.

 

II. Usia 1 – 3 tahun

Anak-anak di usia ini mulai perhatian secara penuh dengan gambar-gambar dan permainan warna, serta telah mampu menangkap kata-kata yang lebih banyak.

a. Menggunakan flashcard dan mulai mengajarkan huruf-huruf dasar serta suku kata. Anda dapat menggunakan kartu montessori untuk mengajarkannya. Jangan lupa, huruf-huruf yang tertulis pada kartu Anda semuanya harus dengan huruf kecil, bukan huruf kapital. Untuk awalan, ajarkan dulu huruf vokal (a i u e o), baru huruf konsonan dengan suku kata (ba bi bu be beo, dst)

b. Membuat tempelan di dinding dengan berbagai tulisan dan angka. Bisa menggunakan kalender bekas, karton, dsb.

c. Jangan lupa untuk menyediakan kertas dan pensil atau krayon untuk mengajaknya belajar menulis. Anak-anak di usia ini sudah diharapkan dapat mencoret-coret kertas.

 

III. Usia 3 – 4 tahun

Ketika kita sudah efektif mengajaknya belajar membaca sejak usia sebelumnya, maka anak-anak usia ini akan mudah sekali diajak belajar. Bahkan tak jarang mereka akan mengambil buku atau kartu membacanya sendiri.

a. Gunakan buku bergambar, tapi dengan kata-kata yang sedikit. Kita bisa memintanya menceritakan apa yang ia lihat pada isi buku tersebut.

b. Ketika anak sudah menghafalkan huruf-huruf vokal dan konsonan dengan baik, maka tahap selanjutnya bisa dilanjutkan dengan kartu membaca per kata dengan kata-kata yang paling dekat dengan anak. Seperti ayah, ibu, mama, papa, kakak, adik, dsb.

c. Jangan lupa untuk menyediakan kertas dan pensil atau krayon untuk mengajaknya belajar menulis. Anak-anak di usia ini sudah diharapkan dapat mulai nyaman dalam memegang pensil mereka dan menuliskan bentuk-bentuk dasar seperti garis lurus, mendatar, dsb.

 

IV. Usia 4 – 5 tahun

Usia ini efektif belajar sudah mulai harus digalakkan. Dan fokusnya adalah anak-anak sudah harus dapat mulai membaca dengan buku khusus membaca, bukan lagi dengan kartu yang tulisannya besar-besar.

Di usia ini pula, anak-anak seharusnya sudah mulai dapat memegang pensil dengan benar, dan mulai dapat meniru tulisan yang dicontohkan.

Kita juga harus terus memotivasi mereka untuk rajin membaca, dengan menyediakan buku-buku atau majalah yang disukainya.

About bunda 426 Articles
Hai! Panggil saya Icha atau Bunda Fafa. Seorang perempuan biasa yang bangga menjadi istri dan ibu rumah tangga, dan ingin terus belajar untuk menjadi luar biasa dengan karya dan dedikasi. Saat ini saya berdomisili di Yogyakarta, bersama dengan suami saya tercinta, Mr. E, dan anak-anak kami, Fafa (2010) dan Faza (2014). Enjoy!

2 Comments

  1. Assalamualaikum Icha.. saya Bu Ida.. Terimakasih worksheet nya bisa saya gunakan bersama cucu saya selama pandemi ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.