"POKOKNYA, AKU BENCI SEKOLAH!"

Pernahkah Anda dikejutkan dengan aksi mogok sekolah secara tiba-tiba dari putra atau putri Anda? Ya, beberapa orangtua ada yang pernah mengalaminya, dan tentu saja, terkejut. Apalagi, bila sebelumnya anak-anak tampak antusias dan senang untuk pergi sekolah. Lalu, bila kemudian mogok sekolah, tentu orangtua akan bertanya-tanya, ada apa ini? 

Umumnya, ketika anak-anak mulai masuk ke jenjang kelas 3 atau 4 SD, ada sebuah perubahan hati secara mendadak yang terjadi pada anak-anak. Dimana bila sebelumnya ia selalu senang sekolah dan sering mengukir prestasi, tiba-tiba berubah menjadi begitu membenci sekolah dan tak jarang diikuti dengan menurunnya nilai-nilai akademis. Bahkan yang terparah, anak benar-benar tidak mau disuruh berangkat sekolah!

Ya, memang, semakin tinggi jenjang kelas, maka semakin sulit pula mata pelajaran yang harus dihadapi oleh anak-anak. Tidak jarang pula, anak-anak sudah terlanjur bosan dan jenuh dengan mata pelajaran yang terkesan menyulitkan dan membosankan. Akhirnya, konsentrasi pun buyar. Fokus mereka akan teralihkan dengan hal lain yang lebih menarik minat. Misalnya, di usia ini anak-anak mulai berkelompok-kelompok dengan teman-teman yang mereka sukai alias nge-geng. Atau anak-anak menjadi lebih tertarik pada PS atau game internet. Belum lagi, ujian sekolah yang semakin sulit dan menjadi satu-satunya tolak ukur keberhasilan belajar anak. Bagi mereka yang gagal berprestasi, tentu semakin patah arang dan tak mau berusaha lagi.

Lalu, harus bagaimana?

Membiarkan anak berlarut-larut dengan keogah-ogahannya untuk sekolah tentu bukanlah hal yang baik. Tapi, terlalu memaksanya untuk menuruti apa kata kita juga bukan hal yang bijaksana. Satu-satunya cara yang terbaik adalah mengembalikan pandangannya terhadap sekolah, bahwa “Sekolah itu Menyenangkan!”.

Segera cari akar permasalahan. Ajak anak Anda bicara dari hati ke hati, atau lakukan brainstorming untuk mencapai solusi bersama. Kita harus tahu apa yang menyebabkan anak kita menjadi malas dan membenci kegiatan sekolahnya. Tapi, tentu saja pada proses ini Anda harus menahan diri untuk tidak memarahinya atau menegurnya secara keras terlebih dahulu. Melainkan, membiarkannya membuka diri pada Anda dan mengungkapkan alasan dan perasaan-perasaannya.

Anak-anak sulit mengejar ketinggalannya di sekolah? Atur waktu untuk mengambil privat di rumah atau ikut bimbingan belajar. Bila perlu, motivasi anak untuk mengadakan belajar kelompok di rumah, agar ia bisa meminta bantuan temannya untuk melengkapi kekurangan catatan belajarnya.

Mudah mengantuk atau mudah kehilangan konsentrasi sebelum waktu belajar selesai? Coba kurangi kadar karbohidrat dan lebih banyak protein pada menu sarapannya. Biasakan juga anak minum madu dan makan buah-buahan untuk menyokong kebutuhan vitaminnya.

Minder dan susah bergaul? Anda bisa mengajaknya untuk bertamu ke rumah teman sekolahnya, atau memotivasinya untuk mengundang beberapa teman sekolahnya ke rumah untuk mencicipi kue buatan Anda, atau sekedar main di rumah Anda di hari libur.

Bekerjasama dengan guru kelasnya. Anda bisa sharing atau tukar pikiran dengan guru kelasnya mengenai kebosanan yang dialami oleh anak Anda. Namun, jangan berkesan terlalu menyalahkan anak Anda, melainkan mintalah saran dari guru kelasnya tentang apa yang harus Anda lakukan untuk membantu anak Anda bersemangat kembali.

Jujur dan terbuka. Yah, terkadang, kita pun harus mengakui bahwa sesungguhnya memang ada beberapa mata pelajaran yang cukup sulit untuk dipahami. Kadang-kadang, ada juga mata pelajaran yang membosankan untuk diikuti. Bagilah apa yang dulu pernah Anda rasakan semasa sekolah dengan anak Anda. Ceritakan bahwa dulu saat Anda seusianya, Anda pun merasakan hal yang sama kadang-kadang. Hal ini bermanfaat untuk menenangkan hatinya, bahwa ia tidak sepenuhnya salah atau terbebani. Namun, tetap ingatkan anak, bahwa wajar saja jika kadang-kadang ia merasa bosan, namun sekolah itu tetap penting. Apalagi jika ia memiliki cita-cita mulia untuk diraih.

 

About bunda 426 Articles
Hai! Panggil saya Icha atau Bunda Fafa. Seorang perempuan biasa yang bangga menjadi istri dan ibu rumah tangga, dan ingin terus belajar untuk menjadi luar biasa dengan karya dan dedikasi. Saat ini saya berdomisili di Yogyakarta, bersama dengan suami saya tercinta, Mr. E, dan anak-anak kami, Fafa (2010) dan Faza (2014). Enjoy!

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.