PROBLEMA DI AWAL MASA SEKOLAH

Tidak semua anak bisa langsung menikmati sekolah sejak hari pertama mereka masuk. Memulai sekolah untuk pertama kalinya adalah salah satu perubahan terbesar dalam hidup mereka, terutama jika sebelumnya mereka hampir selalu berada di rumah bersama Anda. Atau berada dalam lingkup sosialisasi yang itu-itu saja.

Memang benar, bahwa sebagian dari anak-anak ini mungkin hanya “rewel” pada pekan-pekan pertama masuk sekolah. Dan setelah satu atau dua minggu, mereka akan mulai beradaptasi dan merasakan kenyamanan dengan lingkungan yang baru. Tetapi penting bahwa Anda memberikan anak Anda “jaminan” yang mereka butuhkan pada tahap ini dalam perkembangan mereka.

Apa saja masalah yang dapat timbul di awal masa sekolah?

Si Kecil Anda mungkin belum ingin pergi ke sekolah. Ada beberapa alasan mengapa seorang anak tidak ingin pergi ke sekolah. Mereka hanya lebih suka berada di rumah bersama Anda dalam lingkungan yang menyenangkan dan nyaman bagi mereka.

Maka yakinkan mereka bahwa mereka masih akan melihat Anda lebih sering daripada ketika ia di sekolah. Bahwa anak-anak ini masih menghabiskan sebagian besar hidup mereka di luar kelas, bersama Anda.

Dalam tahap awal ini, saya pribadi menyarankan kepada setiap orangtua untuk tidak terburu-buru memasukkan anak ke sekolah fullday, jika memang kondisinya tidak darurat. Pilihkan sekolah yang hanya memliki jam kelas 2-3 jam setiap harinya, sehingga anak merasa terjamin bahwa ia hanya terpisah sebentar saja dari Anda.

Sekolah belum memenuhi harapan mereka. Misalnya, seorang anak mungkin berharap mereka akan belajar membaca seluruh buku pada hari pertama mereka. Atau mereka dapat mempelajari sesuatu yang memang benar-benar mereka sukai saja. Atau si kecil berharap bahwa ia mendapatkan kelas yang penuh dengan mainan yang bisa ia mainkan sesuka hati seperti di rumah.

Saatnya untuk mengelola harapan-harapan mereka. Jelaskan kepada mereka bahwa setiap pembelajaran membutuhkan waktu, tetapi in syaa Allah mereka akan sampai di sana pada akhirnya. Jelaskan juga bahwa tidak setiap hari ia akan belajar hal yang sama, melainkan akan belajar hal-hal baru yang tentunya akan mengasyikkan dan menambah kemampuan mereka.

Mereka punya “masalah” dengan anak lain. Jangan salah, kasus bullying atau perselisihan antar teman juga bisa terjadi sejak hari pertama masuk sekolah, lho. Ajarkan anak berstrategi di mana mereka dapat menghindari anak-anak yang tidak mereka sukai. Atau menghadapi anak-anak yang tidak menyukai mereka.

Tidak ada salahnya jika di hari pertama masuk sekolah, Anda mendekatkannya dengan salah satu teman yang duduk sebangku dengannya. Atau kepada anak kenalan Anda yang juga masuk di kelas yang sama.

Tenanglah, setiap guru biasanya segera mengidentifikasi masalah anak-anak. Jadi jika ada anak lain yang menyebabkan masalah, hal ini akan segera dikendalikan oleh guru dan asisten guru. Namun jika Anda berpikir guru kelas anak Anda tidak mengetahui masalah anak-anak, maka diskusikan kekhawatiran Anda dengan mereka sesegera mungkin. Pengalaman hari pertama sekolah dapat sangat berpengaruh terhadap seorang anak untuk waktu yang lama, sehingga penting untuk mencoba memperbaiki masalah ini sejak dini.

Putra Anda mungkin tidak ingin masuk ke kelas. Dalam kelas saya dahulu, beberapa anak baik-baik saja ketika pergi ke sekolah. Mereka begitu bersemangat untuk masuk di hari pertama, bahkan menolak untuk ditemani oleh ibu mereka. Sampai mereka tiba di pintu kelas, dan…mogok masuk.

Sejujurnya, hari pertama sekolah itu juga pengalaman menegangkan lho, buat seorang guru, terutama guru TK. Ketika salah seorang murid saya mogok masuk kelas, saya pernah merasa ada yang salah dalam diri saya. Apakah saya kurang tersenyum? Apakah wajah saya nampak sangar dan menakutkan bagi mereka? 

Jadi, cobalah untuk tidak mempermasalahkannya. Yakinkan si kecil bahwa Anda akan ada di luar kelas untuk menunggu mereka sampai mereka benar-benar berani ditinggal sendiri atau sudah merasa nyaman dan siap. Tidak masalah jika Anda meminta ijin kepada guru kelas anak Anda agar ananda diperkenankan mengintip Anda sejenak melalui jendela untuk memastikan Anda tetap ada di luar.

Biasanya, pihak sekolah akan memberikan waktu maksimal 1 atau 2 minggu pertama bagi orangtua yang ingin menunggui putra putri mereka. Selepas itu, serahkan sepenuhnya kepada guru. Percayakanlah, in syaa Allah nangis sebentar tidak masalah. Guru anak-anak Anda telah mendapatkan training khusus dan dipersiapkan untuk menghadapi hal-hal semacam ini.

Ananda mungkin sedang “berjuang” untuk mendapatkan teman. Tidak jarang ini terjadi manakala si kecil belum mengenal siapapun sebelumnya di sekolah baru. Mungkin Anda tidak membawanya hadir pada saat sosialisasi program sekolah, atau sesi wawancara masuk sekolah.

Tidak ada salahnya jika Anda mendekatkannya dengan anak lain. Mengundang teman putra Anda dan orangtuanya ke rumah Anda untuk saling berkenalan dan bermain bersama. Atau, Anda bisa sebelumnya mengajak si kecil untuk berkunjung ke rumah calon guru kelasnya, agar ketika masuk sekolah ia merasa lebih aman karena ada seseorang yang pernah ia temui sebelumnya.

Si kecil yang periang mendadak murung dan pendiam. Bicaralah dengan anak Anda tentang apa yang terjadi di sekolah dan periksa juga apakah mungkin mereka merasa lelah. Jika Anda dapat mengidentifikasi masalah tertentu, maka Anda dapat dengan cepat menyelesaikannya. Jika tidak, biarkan si kecil untuk bersantai terlebih dahulu.

Mungkin juga mereka merasa sedikit “kewalahan” oleh pengalaman-pengalaman baru di sekolah tadi. Kita tentunya pernah mengalami hal-hal semacam ini di lingkungan baru, ya. Antara tegang, gembira, takut, penasaran, semua bercampur menjadi satu sehingga membuat lelah. Luangkan waktu Anda untuk bersama mereka dan beri mereka rasa nyaman, bahwa in syaa Allah segala sesuatunya akan baik-baik saja.

Si kecil menjadi berperilaku buruk di rumah. Alasannya mungkin hampir sama seperti anak yang mendadak murung dan pendiam. Tapi, pada beberapa anak, mereka melampiaskannya dengan cara yang dapat lebih menarik perhatian Anda. Karena itu, jangan sampai kita abai. Atau bisa juga mereka melihat anak-anak lain di kelas mereka berperilaku buruk, lalu mereka mencontohnya.

Saran saya hampir sama seperti sebelumnya. Bicara dan identifikasi masalah sesegera mungkin. Jika memang ia kelelahan, beri mereka jeda untuk istirahat lebih awal. Jika Anda berpikir masalah ini disebabkan oleh anak Anda meniru anak-anak lain di kelas mereka, maka Anda perlu menjelaskan kepada mereka bahwa perilaku tersebut tidak dapat diterima dan tidak boleh dicontoh.

Tips sebelum memulai sekolah : 

  1. Buatlah rutinitas tertentu di rumah. Misalnya, mulai menjadwal jam bangun pagi mereka sejak jauh-jauh hari sebelum sekolah dimulai. Buat kegiatan tertentu pada jam tertentu, seperti misalnya meluangkan waktu setiap jam 8 pagi untuk membaca buku bersama, menggambar, mewarnai, atau mengerjakan worksheet. Ini akan cukup membantu anak Anda membiasakan diri dengan jadwal dan kegiatan.
  2. Bicaralah dan dengarkan anak-anak Anda. Ketika anak-anak terbiasa mengungkapkan perasaan-perasaan mereka dan kita mau mendengarkannya, mereka akan lebih nyaman untuk bercerita ke depannya. Mereka merasa bahwa mereka diperhatikan, mereka dipeduli. Jadi apapun yang akan terjadi ke depannya, mereka akan merasa lebih nyaman dan aman, karena tahu kita ada bersama mereka.
  3. Undang teman baru untuk bermain ke rumah. Ini membantu anak Anda untuk membentuk ikatan yang lebih kuat dan juga membantu Anda untuk mengenal orang tua lainnya. Biasanya, sesaat sebelum masuk sekolah, Anda akan dipertemukan dengan guru dan wali murid lainnya. Atau kalau jaman sekarang, sudah ada aplikasi chat grup yang biasanya dibentuk untuk komunikasi guru dan wali murid. Manfaatkan hal tersebut untuk menjalin hubungan yang baik dengan orangtua murid lainnya.
  4. Jika Anda memiliki masalah khusus, diskusikan dengan guru kelas lebih awal. Tidak perlu ragu-ragu. Komunikasi dan kerjasama yang baik antara Anda dan guru putra Anda adalah salah satu kunci utama dalam keberhasilan pendidikan si kecil.
About bunda 426 Articles
Hai! Panggil saya Icha atau Bunda Fafa. Seorang perempuan biasa yang bangga menjadi istri dan ibu rumah tangga, dan ingin terus belajar untuk menjadi luar biasa dengan karya dan dedikasi. Saat ini saya berdomisili di Yogyakarta, bersama dengan suami saya tercinta, Mr. E, dan anak-anak kami, Fafa (2010) dan Faza (2014). Enjoy!

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.