MITOS DAN FAKTA SEPUTAR OLAHRAGA SELAMA HAMIL

Meski banyak ahli kesehatan menyarankan senam hamil untuk para ibu hamil, kenyataannya, masih banyak ibu hamil yang tidak berani melakukan aktivitas ini. Mereka ragu dan takut dengan kehamilan dan janin mereka. Ditambah lagi, ada banyak mitos yang beredar di kalangan kita, sehingga semakin sulit dibedakan antara mitos dengan fakta. Padahal, senam hamil sangat bermanfaat bagi ibu dan janin.

Laura Riley, seorang pakar dan penulis masalah kehamilan mengatakan bahwa seorang ibu hamil sebetulnya harus aktif secara fisik selama kehamilannya, karena ini sangat bermanfaat bagi ibu dan janin. Namun, tentunya, ibu itu harus benar-benar mengerti keadaan dirinya dan harus berkonsultasi dengan dokter ahli.

Mitos: denyut jantung ibu hamil tidak boleh lebih dari 130 saat senam atau berolahraga.

Kenyataannya, tidak ada satu “target” detak jantung yang tepat untuk setiap wanita hamil. Para ahli kini mengandalkan RPE (rate of perceived exertion) , atau tingkat tenaga yang dirasakan sebagai pedoman.

“Ini adalah skala yang menentukan seberapa keras Anda bekerja berdasarkan bagaimana perasaan Anda ketika Anda bekerja,” kata Farel Hruska, seorang pelatih kebugaran untuk program kehamilan.

Mitos: ibu hamil tidak boleh berolahraga (latihan) perut selama kehamilannya.

Kenyataannya, banyak ahli mengatakan latihan perut dapat memberikan banyak manfaat bagi ibu hamil.

“Perut Anda dan seluruh anggota tubuh Anda harus diperkuat selama kehamilan, dan hal tersebut akan membantu tidak hanya selama kehamilan, tetapi jugamembantu ketika persalinan dan pasca persalinan,” kata Sue Fleming, seorang instruktur senam kehamilan terkenal. Selain itu, Fleming mengatakan, itu akan membantu mengembalikan postur tubuh ibu setelah bayi lahir.

Fakta: Jika sebelum hamil Anda terbiasa berolah raga maka Anda tetap boleh melakukannya ketika hamil.

Jika Anda merasa bahwa kehamilan Anda baik-baik saja, tentu Anda masih boleh melakukan aktivitas yang menyehatkan ini. Namun, sebaiknya, jangan lakukan latihan yang berat-berat dan membahayakan Anda serta janin Anda. Konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter Anda untuk mengetahui keadaan fisik Anda yang sebenarnya.

Namun, jika Anda merasa diri Anda “tidak baik-baik saja” ketika hamil, maka jangan lanjutkan. Tunggu sampai tubuh Anda merasa siap untuk melakukannya. Dan ingat, lakukanlah secara proporsional. Jangan lakukan olahraga yang tidak aman bagi kehamilan Anda.
Fakta: Kehamilan bisa membuat Anda lebih rentan terhadap kegiatan olahraga tertentu.

Selama kehamilan, tubuh Anda memproduksi hormon yang disebut relaksin. Ini dirancang untuk membantu melumasi sendi sehingga dapat bekerja lebih mudah. Ketika sendi terlalu “longgar,” resiko cedera meningkat.

“Hindarilah pekerjaan-pekerjaan yang dapat memberatkan kerja otot dan persendian Anda,” kata Fleming. Dan meski Anda merasa tetap fleksibel saat bergerak dan melakukan pekerjaan apapun, berhati-hati dengan menghindari pekerjaan yang berat-berat adalah hal terbaik yang harus Anda lakukan.

Olahraga yang tidak dianjurkan untuk wanita hamil misalnya, bersepeda, ski, sepak bola (jika Anda gemar main bola), basket, lari, dan olahraga berat lainnya.

Ingatlah untuk selalu memonitor setiap aktivitas yang Anda lakukan. Tidak beraktivitas selama hamil itu tidak baik. Tapi, kelebihan aktivitas pun juga berbahaya bagi Anda dan janin Anda. Bersikaplah bijak dan proporsional.

Melakukan 10-30 menit olahraga yang dianjurkan seperti senam atau berenang sudah sangat cukup bagi Anda. Imbangi dengan makan makanan yang bergizi, minum vitamin atau suplemen tambahan lainnya untuk mendukung kebugaran Anda.

Jika setelah berolahraga Anda menemukan bercak-bercak atau malah sakit, segera hubungi dokter. Komunikasikan selalu setiap aktivitas Anda dengan dokter atau bidan yang menangani Anda.

Selamat menjalani kehamilan Anda!

About bunda 566 Articles
Hai! Panggil saya Icha atau Bunda Fafa. Seorang perempuan biasa yang bangga menjadi istri dan ibu rumah tangga, dan ingin terus belajar untuk menjadi luar biasa dengan karya dan dedikasi. Saat ini saya berdomisili di Yogyakarta, bersama dengan suami saya tercinta, Mr. E, dan anak-anak kami, Fafa (2010) dan Faza (2014). Enjoy!

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.