
Ketika tidur, setiap orang memiliki jeda singkat dalam pola pernafasan mereka yang disebut apnea. Kata apnea diambil dari bahasa Yunani, yaitu a – tidak ada dan pnea – yang artinya nafas atau udara. Jadi apnea adalah tidak adanya udara atau berhentinya nafas yang disebabkan karena saluran nafas tersumbat atau tertutup sehingga tidak ada udara yang sampai ke paru-paru.
Biasanya ini benar-benar normal bagi setiap orang untuk mengalami sesekali jeda bernafas dalam tidurnya. Meskipun, tak jarang apnea yang berkepanjangan dan sering terjadi dapat membuat pola pernapasan tidak teratur dan abnormal. Apnea juga bisa menjadi masalah ketika nafas terlalu sering berhenti atau berhentinya (maksudnya jeda nafasnya) terlalu lama.
Jenis Apnea
1. Obstructive Sleep Apnea
Jenis ini adalah yang paling umum dari apnea dan juga terjadi pada anak-anak. Apnea obstruktif disebabkan oleh obstruksi jalan nafas (seperti pembesaran amandel dan kelenjar gondok). Hal ini kemungkinan besar terjadi selama tidur, karena jaringan lunak di belakang tenggorokan menjadi kendor saat kita tidur sehingga menutupi saluran nafas. Sebanyak 1% hingga 3% dari anak-anak usia prasekolah yang sehat memiliki apnea obstruktif, kata Matthew Lundien, MD, seorang dokter anak dan direktur Children’s Hospital Sleep Medicine Center, Tennessee.
Gejalanya berupa:
- mendengkur (yang paling umum) diikuti oleh jeda atau terengah-engah
- sesak napas saat tidur
- gelisah saat tidur dan tidur dalam posisi yang tidak biasa
- kantuk di siang hari atau masalah perilaku
Karena Obstructive Sleep Apnea atau apnea tidur obstruktif ini dapat mengganggu pola tidur, maka biasanya gejala ini dapat ditunjukkan dengan rasa kantuk yang kembali menyerang setelah bangun tidur di pagi hari, kelelahan, dan hilangnya konsentrasi sepanjang hari. Pada anak-anak dan remaja, terkadang apnea dapat mempengaruhi prestasi di sekolah. Satu studi baru menunjukkan bahwa beberapa anak yang didiagnosis ADHD benar-benar memiliki masalah konsentrasi di sekolah karena pola tidur terganggu akibat apnea tidur obstruktif ini.
Pengobatan untuk apnea obstruktif dapat dilakukan dengan melakukan perawatan yang dapat menjaga agar saluran pernafasan tidak tersumbat seperti dengan adenotonsilektomi (operasi pengangkatan amandel dan kelenjar gondok) atau continuous positive airway pressure (CPAP), yaitu penggunaan masker hidung saat tidur. Perawatan lain juga dapat dilakukan dengan penurunan berat badan dan perawatan gigi dan mulut.
2. Central Apnea
Central Apnea atau apnea tengah terjadi ketika bagian dari otak yang mengontrol pernafasan tidak bekerja atau tidak menjaga proses pernafasan dengan baik. Akibatnya, tubuh pun tidak dapat mengambil nafas dengan jeda yang singat. Pada bayi prematur, apnea tengah terlihat cukup sering terjadi karena pusat pernapasan di otak belum matang. Namun, central apnea juga bisa menyerang siapa saja, terutama bagi orang yang mengalami masalah neurologis, gagal jantung, stroke, dan gagal ginjal. Tidur di tempat yang tinggi juga dapat menyebabkan central apnea, namun ini tidak sering terjadi. Pengobatan central apnea umumnya dengan menggunakan perangkat pernafasan atau bantuan suplemen oksigen.
Gejala umum central apnea :
- sesak nafas saat bangun tidur
- hilangnya konsentrasi
- sakit kepala di pagi hari
- mendengkur
- hipersomnia atau kantuk berlebih di siang hari
3. Mixed Apnea
Mixed Apnea atau apnea campuran adalah kombinasi dari apnea tengah dan apnea obstruktif. Apnea jenis ini sering terlihat terutama pada bayi atau anak-anak kecil yang memiliki kontrol pernapasan abnormal. Apnea campuran dapat terjadi ketika seorang anak terjaga atau tertidur.
Leave a Reply