ANAK-ANAK (TIDAK) BOLEH BERGAUL DENGAN ORANG DEWASA

Sering kali kita tidak menyadari, bahwa kita sebagai orangtua sering sekali melarang anak-anak untuk duduk bergabung dan bergaul dengan orang dewasa. Saat ada tamu kita yang datang berkunjung ke rumah, kita sering kali memarahinya dan menyuruhnya untuk masuk kamar. Atau pada saat kita mengajaknya berkunjung, kita memintanya untuk main sendiri sementara kita asyik mengobrol dan berbicara.

Apakah tindakan seperti itu dibenarkan?

Memang, model pendidikan yang demikian tidak luput dari bawaan didikan orangtua kita, atau adat di masyarakat, atau bisa juga karena kita kurang menghargai anak-anak. Kita juga sering kali merasa khawatir anak-anak dewasa sebelum waktunya jika terlalu sering duduk bergabung dengan orang dewasa, khawatir jika anak-anak menangkap pembicaraan yang belum seharusnya didengar, atau mengikuti perbuatan orang dewasa yang tidak dibenarkan.

Nah, untuk itulah, kita sebagai orangtua perlu untuk tahu dan mampu memilah-milah serta menempatkan anak pada posisi yang semestinya.

Kita tidak bisa melarang anak untuk mutlak tidak boleh bergaul dan bergabung dengan orang dewasa. Mengapa? Karena ada dampak negatif yang bisa terjadi pada kondisi psikologis anak-anak. Di antaranya adalah :

  1. Anak-anak menjadi takut menghadapi orang lain, tidak mau bergaul, dan terbiasa mengucilkan diri. Anak-anak yang terbiasa kita jauhkan dari orang dewasa, pada akhirnya ia menjadi enggan untuk bergabung dengan orang lain secara keseluruhan. Ia menjadi kuper, tidak mau bergaul bahkan dengan teman-teman dan keluarganya, tidak mau ikut bergabung dalam acara keluarga, dan lebih senang dengan dunianya sendiri. Jika sudah terlanjur demikian, akan sangat sulit untuk merubahnya.
  2. Akan senantiasa bersikap kekanakan terus menerus. Kebiasaan menyuruh anak untuk masuk di saat ada tamu yang datang dengan mengatakan, “kamu anak kecil, sana masuk ke kamarmu, ini urusan orang besar!” akan membuat anak-anak merasa dirinya selalu menjadi anak kecil, dan akhirnya ia merasa rendah diri.
  3. Tidak mengenal berbagai karakter orang dan bersikap cuek dan kurang empati. Anak-anak belajar “membaca” orang lain dengan bergaul. Ia akan mudah belajar, bahwa ternyata manusia itu memiliki berbagai type dan karakter. Jika kita mengarahkannya dengan baik, maka anak-anak itu mampu memilih karakter dan meniru sifat serta perbuatan yang baik.
  4. Terlalu pemalu. Memiliki anak yang pemalu memang baik, karena mereka cenderung sopan dan mudah diatur. Namun, jika terlalu pemalu alias memiliki rasa malu yang berlebihan, maka itu akan sangat tidak baik baginya di masa depan.

Melarang anak untuk bergaul dengan orang dewasa bukanlah seperti yang dicontohkan oleh Rosulullah. Sebab, beliau dan para sahabatnya tidak pernah melarang anak-anak untuk duduk dan bergabung bersama di majelis-majelis beliau.

Ada cara yang sangat bijaksana dalam mendidik mereka dan melatih mereka dalam bergaul dengan orang dewasa.

  1. Meminta anak untuk menyuguhkan jamuan untuk para tamu dan memperkenalkannya kepada para tamu sebagai anak kebanggaan kita. Biarkan sejenak ia menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh para tamu dan biarkan ia duduk sejenak bersama. Setelah dirasa cukup, ijinkan ia untuk kembali bermain atau melanjutkan aktivitasnya.
  2. Mengajak anak untuk ikut dalam pertemuan-pertemuan dan memperkenalkannya. Jika kita harus terlibat dalam perbincangan serius yang disana ada faktor “khusus dewasa” alias pembicaraan yang belum seharusnya didengar anak-anak, maka mintalah ia untuk bergabung dengan anak-anak teman atau relasi kita.
  3. Sesekali, ajak anak untuk membantu Anda memecahkan masalah yang sedang Anda hadapi. Ajak ia berdiskusi dan mintalah pendapatnya.
  4. Bagi anak laki-laki, tegaskan pada mereka bahwa mereka adalah laki-laki dan mereka harus menjadi anak pemberani. Saat Anda bertamu, jangan suruh mereka untuk mengikuti ibunya, melainkan dudukkan bersama Anda dan biarkan anak perempuan yang duduk bersama ibunya.
  5. Bagi anak perempuan, biasakan mereka untuk berhijab dan menggunakan pakaian yang sopan, serta tidak bersikap kemayu di hadapan tamu laki-laki. Ajari mereka sikap sopan santun yang sewajarnya.
  6. Ketika anak bersikap kurang sopan, jangan marahi atau menghardiknya di depan umum. Itu akan sangat membuatnya malu, namun justru akan membuatnya menjadi anak yang rendah diri. Sejenak pamitlah kepada tamu Anda, dan ajak si kecil untuk masuk ke dalam. Bicarakan sikapnya secara baik-baik di dalam dan minta ia menunggu di dalam.

Mendidik anak memang tidaklah mudah. Sangat mudah bicara namun pada prakteknya teramat sulit untuk diaplikasikan. Tapi, kita harus berusaha dan mau belajar menjadi orangtua yang baik. Dengan keteladanan, maka insya Allah anak-anak kita akan menjadi anak-anak yang lebih baik dan siap menghadapi masa depannya.

About bunda 426 Articles
Hai! Panggil saya Icha atau Bunda Fafa. Seorang perempuan biasa yang bangga menjadi istri dan ibu rumah tangga, dan ingin terus belajar untuk menjadi luar biasa dengan karya dan dedikasi. Saat ini saya berdomisili di Yogyakarta, bersama dengan suami saya tercinta, Mr. E, dan anak-anak kami, Fafa (2010) dan Faza (2014). Enjoy!

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.