10 TIPS MENGHADAPI SI PRA REMAJA

Ketika memasuki usia sembilan sampai dengan dua belas tahun, anak-anak kecil kita yang dulunya lucu, menyenangkan, begitu ceriwis, senang naik ke pangkuan kita dan berbagi rahasia mereka, tiba-tiba saja mereka menarik diri. Mereka mulai jarang berbicara dengan kita, merasa tidak nyaman dengan pelukan-pelukan kita, dan mulai merahasiakan banyak hal.

Jangan khawatir, Moms. Hal ini normal. Putra dan putri Anda saat ini sedang memasuki masa pra remaja mereka.

Pada masa ini mereka telah berubah-secara fisik, kognitif, emosional dan sosial. Mereka mengembangkan kemandirian baru dan bahkan mungkin ingin melihat seberapa jauh dia bisa mendorong batasan yang ditetapkan oleh orang tua mereka.

Yang tidak mereka ketahui adalah bahwa mereka sebenarnya sangat membutuhkan Anda, karena hubungan orang tua dan anak yang baik dan kuat di masa ini dapat menjadi pondasi yang kokoh bagi masa remaja mereka agar jauh lebih tidak bergejolak. Nah, Anda sebagai orang tua perlu menghormati kebutuhan anak Anda akan “otonomi” yang lebih besar terhadap diri mereka sendiri di masa transisi ini.

Berikut ini ada 10 tips bagaimana Anda menghadapi pra remaja Anda agar tetap terjalin hubungan yang baik dan sehat antara Anda dan anak Anda :

1. Jangan merasa tertolak oleh “kemerdekaan” mereka

Anak-anak seusia ini biasanya mulai berpaling dari orang tua mereka dan lebih mengandalkan teman-teman mereka. Mereka mulai suka merahasiakan sesuatu dari Anda. Mereka juga menolak untuk berbicara banyak kepada Anda.

Tapi, jangan merasa tertolak dengan ini. Dan tidak perlu terlalu merasa ingin tahu dengan semua hal dari anak Anda. Yah, berat memang, terlebih kita sebagai seorang ibu memiliki naluri untuk menjadi “detektif”. Akan tetapi, menghormati privasi mereka saat ini adalah yang terbaik.

Jika Anda butuh sedikit penenangan, Anda bisa mengajak anak Anda untuk membuat sebuah kompromi kecil. Misalnya, apa saja yang boleh mereka rahasiakan dari Anda, dan apa saja yang harus mereka ceritakan kepada Anda. Terutama jika itu menyangkut agama, keamanan, dan kehormatan anak-anak Anda.

2. Sisihkan waktu spesial bersama anak Anda

Seringkali sulit membuat pra-remaja terbuka dan berbicara. Sisihkan waktu khusus satu atau dua kali seminggu yang Anda habiskan dengan pra remaja Anda, di mana Anda memberi perhatian penuh untuknya. Letakkan pekerjaan dan ponsel Anda, dan bersenang-senanglah dengannya.

Anda tidak hanya dapat memperbaiki hubungan Anda dengan anak Anda, tetapi Anda juga mengajarkan keterampilan interpersonal yang akan menjadi penting di masa depan.

3. Cobalah pendekatan tidak langsung

Ketika mereka masih kecil Anda bisa mengajukan pertanyaan langsung : Bagaimana di sekolah? Bagaimana tesnya tadi? Apakah kamu bersikap baik hari ini?

Sekarang, cara tersebut terasa luar biasa dan mengganggu bagi mereka. Mereka akan merasa bahwa betapa cerewetnya Anda dan betapa tidak asyiknya Anda karena sangat ingin tahu dengan urusan mereka.

Jadi, posisikan Anda sebagai pendengar. Anda cukup memberi tahu anak Anda bahwa Anda ada disini jika ia ingin membicarakan masalahnya dengan Anda.

4. Jangan terlalu menghakimi

Yang anak-anak Anda butuhkan bukan “penghakiman” alias kritik dari Anda. Melainkan ajakan untuk berpikir dan memilih yang terbaik baginya. Anak-anak sangat kritis pada usia ini, dan mereka sangat tidak suka dengan judgement dari orangtuanya.

Beritahukan mana yang salah dan mana yang benar. Tunjukkan sisi pendalilannya jika Anda, dan biarkan ia memikirkannya mana yang akan ia pilih.

5. Perhatikan apa yang mereka tonton

Sedari kecil sebenarnya harus waspada dan memberikan batasan apa yang boleh mereka tonton dan apa yang tidak boleh. Gunakan aturan TV di rumah. Dan jika Anda memiliki jaringan internet di rumah, Anda bisa memberikan batasan wi fi untuk anak-anak. Kapan dan dimana mereka bisa menggunakan ponsel mereka.

6. Jangan takut untuk memulai percakapan tentang seks dan narkoba

 

Pembicaraan mengenai hal ini memang masih pro dan kontra. Kebanyakan orangtua memilih untuk menunda selama mungkin untuk membicarakan mengenai dua hal ini. Pertama, mungkin karena merasa masih tabu, kedua, karena merasa lebih aman dengan tidak membicarakannya sehingga anak-anak lebih terlindungi.

Saya pribadi lebih memilih untuk menegakkan batasan dan meminta kehati-hatian. Misalnya, memintanya untuk melarang siapapun menyentuh area pribadinya kecuali untuk kebutuhan pemeriksaan dokter. Atau menjelaskan batasan-batasan aurat yang boleh dilihat mahram dan mana yang tidak boleh dilihat mahram. Serta melaporkan setiap pelecehan yang ia lihat atau ia terima.

Kemudian, berhati-hati dalam menggunakan obat-obatan. Hanya mengkonsumsi jika diresepkan dokter atau sesuai kebutuhan. Serta tidak menerima obat-obatan selain dari orangtua dan dokter.

7. Jangan bereaksi berlebihan alias lebay dalam menghadapi sesuatu

Terkadang anak-anak menyampaikan sesuatu terlalu didramatisir. Masalah kecil, tapi karena dia merasa diperlakukan dengan tidak adil, maka mereka menyampaikannya sesuai perasaan atau sudut pandangnya sendiri.

Pastikan untuk peduli, namun jangan bereaksi berlebihan alias lebay. Semakin Anda ikut mendramatisir, semakin marah anak-anak Anda jadinya.

8. Jangan mengabaikan hal-hal kecil

Di sisi lain, jangan juga abai atau meremehkan. Apa yang anak-anak Anda sampaikan harus mendapatkan atensi sesuai porsinya. Yang sekiranya membutuhkan penanganan lanjutan, segera tangani. Mana yang harus anak coba untuk tidak ambil pusing, nasehati untuk tidak memusingkannya. Dengan demikian, anak-anak juga belajar membuat skala prioritas.

 

9. Dorong anak-anak Anda untuk ikut tim olahraga

Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang bermain di tim olah raga memiliki harga diri yang lebih tinggi. Anak-anak di tim olahraga baik itu perempuan maupun laki-laki, juga cenderung lebih baik secara akademis dan memiliki lebih sedikit citra tubuh.

 

10. Berikan kepercayaan dan budayakan kejujuran

Ketika Anda sudah menanamkan nilai-nilai kejujuran pada anak Anda, Anda harus belajar mempercayainya. Percaya bahwa anak-anak Anda tidak akan melampaui batas yang telah menjadi kompromi. Dan ajarkan juga bagaimana mereka bertanggungjawab jika kepercayaan yang Anda berikan mereka ingkari. Percayalah, ini adalah masa-masa dimana ia sedang belajar. Sesekali salah, adalah normal. Yang terpenting, Anda tidak berhenti untuk mengajak dan mengingatkannya kepada kebaikan.

 

Sumber : Web MD dengan sedikit tambahan. 

About bunda 426 Articles
Hai! Panggil saya Icha atau Bunda Fafa. Seorang perempuan biasa yang bangga menjadi istri dan ibu rumah tangga, dan ingin terus belajar untuk menjadi luar biasa dengan karya dan dedikasi. Saat ini saya berdomisili di Yogyakarta, bersama dengan suami saya tercinta, Mr. E, dan anak-anak kami, Fafa (2010) dan Faza (2014). Enjoy!

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.