TIPS KOMUNIKASI YANG EFEKTIF DENGAN ANAK

Setiap orangtua haruslah memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik dan efektif dengan anak-anaknya. Tanpa kemampuan ini, maka pendidikan anak tidak akan berjalan dengan baik. Yang akan terjadi bukannya sebuah penerimaan yang baik, melainkan kesalahpahaman akibat miss communication. Dan maksud yang kita ingin sampaikan malah tidak tersampaikan.

Lalu bagaimana caranya agar kita dapat memiliki kemampuan berkomunikasi yang efektif dengan anak-anak kita? Untuk memiliki kemampuan berkomunikasi yang efektif dengan anak Anda, ada beberapa hal yang harus Anda persiapkan terhadap diri Anda sendiri:

  • berusaha untuk selalu bersikap netral
  • berusaha untuk bersabar dan menerima realita yang sedang terjadi
  • hindari diri untuk prejudice dan labelling pada diri anak
  • persiapkan diri untuk menerima kemungkinan yang tak terduga

Setelah Anda mempersiapkan diri, coba perhatikan tips berkomunikasi efektif berikut ini:

Coba perhatikan beberapa contoh dalam peristiwa-peristiwa umum yang terjadi antara orangtua dan anak berikut:

Peristiwa 1: orangtua dan anak dalam sebuah mobil angkutan umum

  • “Bu, aku haus. Aku ingin minum.”

o   “Nggak disini.”

  • “Bu, haus…Aku ingin minum sekarang!”

o   “Ibu tidak bawa minum sekarang. Tahan dulu.”

  • “Haus, Bu. Mau minum sekarang!”

o   “JANGAN merengek terus, dong!”

[Anak menangis. Orang tua dan anak akan terus berdebat. Anak semakin haus, orang tua semakin jengkel].

Akan lebih baik jika:

  • “Bu, aku haus. Aku ingin minum”

o   “Sayang, haus, ya?”

  • “Iya…”

o   “Enak sekali, ya, kalau sedang haus seperti ini, ada minuman segar.”

  • “Iya…”

o   “Ibu tahu kamu sedang haus dan ibu juga tahu kamu bisa menahan haus. Setelah menemukan warung yang jual minuman dan kita bisa berhenti, kita beli minum. Kamu boleh pilih minuman yang kamu suka. Oke?”

Peristiwa 2: seorang ayah yang sedang sibuk bekerja, dan anaknya datang dengan mainannya yang rusak

  • “Ayah, mainanku rusak. Tolong benerin dong, Yah!”

o   “Tunggu ya, Nak. Ayah sedang sibuk.”

  • “Ayah, tolongin, dong. Aku mau main!”

o   “Memangnya kamu nggak bisa benerin sendiri?” [ayah mulai jengkel]

  • “Nggak bisa. Ini susah! Bantuin dong…” [anak mulai jengkel]

o   “Tunggu dulu, ah. Ayah masih sibuk. Coba lagi!” [ayah mulai jengkel]

  • “Ayaaah…!” [anak mulai jengkel]

o   “Kamu nggak lihat ya, ayah sedang apa?!” [ayah bertambah jengkel]

  • “Ayah jahat!” [anak mulai membentak]

[Selanjutnya ada dua kemungkinan. Ayah akan membantu anaknya dengan perasaan jengkel atau ayah tidak mempedulikan rengekan si anak].

 

Akan lebih baik jika:

  • “Ayah, mainanku rusak. Bisa tolong bantu benerin?”

o   “Rusak, ya?” [ayah sambil bekerja]

  • “Iya, nih. Tadi nggak sengaja patah.”

o   “Sudah coba benerin sendiri?” [ayah masih tetap bekerja]

  • “Iya, tapi susah.”

o   “Apanya yang susah, Nak?”

[Anak bercerita mengenai kesusahannya, sementara si ayah masih tetap bisa bekerja].

o   “Hmm…menurutmu, yang tidak susah bagaimana?”

[Anak mungkin bercerita mengenai yang tidak susah sementara ayah tetap bekerja].

o   “Wah, kamu bisa mencobanya dong?”

  • “Hmm…Mungkin…” [awalnya terlihat ragu]

o   “Coba lakukan saja. SEKARANG.” [Bila anak masih merasa kesusahan]

o   “Oke, Ayah akan membantumu SETELAH ayah menyelesaikan pekerjaan ini. Setuju?”

Nah, bagaimana? Cukup mudah bukan, untuk berbicara dengan kalimat yang lebih baik?

Memang, tidak mudah untuk melatih diri membiasakan berkomunikasi dengan bahasa yang lebih efektif. Tapi, kita harus tetap berusaha, demi anak-anak kita. Mari kita terus belajar bersama untuk menjadi orangtua yang baik!

Sumber: Trik Melejitkan Otak Anak di Usia Golden Age (Kenanga Masri, 2010) – dengan perubahan oleh penulis Rumah Bunda.com.

About bunda 426 Articles
Hai! Panggil saya Icha atau Bunda Fafa. Seorang perempuan biasa yang bangga menjadi istri dan ibu rumah tangga, dan ingin terus belajar untuk menjadi luar biasa dengan karya dan dedikasi. Saat ini saya berdomisili di Yogyakarta, bersama dengan suami saya tercinta, Mr. E, dan anak-anak kami, Fafa (2010) dan Faza (2014). Enjoy!

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.