MASUK SEKOLAH HANYA BEBERAPA HARI, KOK, SPP TETAP FULL?

Hampir setiap tahun, bahasan tentang ini selalu berulang. Di mana banyak orang tua mempertanyakan mengapa uang SPP bulanan tetap harus dibayarkan penuh sementara jumlah hari masuk sekolah putra-putrinya pada bulan itu hanya beberapa hari saja atau bahkan tidak masuk sama sekali.

Masuk hanya untuk ambil rapor, kok, SPP tetap harus dibayar full?

Saya bukan orang yang berkecimpung di institusi pendidikan, sih. Kalapun dulu pernah menjadi guru, ya, pekerjaan saya hanya mengajar dan mengurus anak-anak saja. Saya tidak terlibat dalam apapun yang berkaitan dengan administrasi sekolah. Sehingga, saya tidak tahu banyak mengenai kebijakan-kebijakan mengenai biaya-biaya ini. Karena saya bekerja di sekolah swasta, tentu saja segala keputusan tergantung dari pihak yayasan yang mengelola sekolah tersebut.

Tapi, setidaknya saya punya pemikian begini :

Pertama, ketika orang tua hendak mempertanyakan kebijakan ini, sebaiknya langsung menembusi bagian administrasi sekolah. Bukan pada guru kelas. Karena berdasarkan pengalaman saya pribadi, guru kelas tidak ikut campur dengan hal-hal semacam ini dan tidak bisa membantu banyak untuk memberikan jawaban. Jadi, protes soal biaya SPP ke guru wali kelas itu percuma. Datanglah langsung ke sekolah, ke bagian administrasi atau TU, untuk meminta penjelasan lebih terperinci.

Kedua, coba ingat-ingat, belasan atau berpuluh tahun yang lalu saat kita juga masih di bangku sekolah, bukankah biaya sekolah juga dibayarkan full 12 bulan? Dan tidak ada orang tua kita yang protes?

Bukan soal mahal atau murah. Saya pikir, nilai uang di zaman dahulu tidak jauh beda dengan zaman sekarang. Saya pribadi ingat betul, SPP perbulan di SD Negeri di kota saya tinggal sebesar 7500 Rupiah. Dan itu cukup berat bagi kedua orang tua saya di masa itu. Tapi, mereka tidak pernah protes. Dan belum pernah menjumpai orang tua lainnya protes. Bahkan tidak jarang, ada orang tua yang tidak bisa membayar biaya sekolah tersebut.

Ketiga, kenapa baru protes sekarang, sih? Seharusnya sejak awal memasukkan anak ke sekolah, kita sebagai orang tua bertanya lebih terperinci pada pihak sekolah terkait biaya-biaya yang harus kita keluarkan ke depannya.

Kan, biasanya kita mendapatkan lembar rincian biaya ketika hendak mendaftar sekolah. Ada uang pendaftaran, uang pangkal, uang gedung, uang SPP, uang makan dan snack, uang buku, dll, yang semua dicantumkan waktu pembayarannya. Tanyakan saja, ini untuk apa, kegunaan biaya ini untuk apa saja, bolehkah biaya tersebut dicicil, fasilitas apa saja yang didapatkan anak-anak kita dari biaya tersebut. Boleh saja menanyakan hal semacam itu. Maka ketika kita menandatangani surat persetujuan memasukkan anak ke sekolah tersebut, itu artinya kita dianggap sudah memahami dan sepakat dengan ketentuan yang berlaku di sekolah itu.

Lagi-lagi, ini pendapat saya pribadi.

Ketika sebuah sekolah menentukan biaya-biaya, tentu saja harus dengan perhitungan yang tepat. Tidak asal. Bisa jadi dihitung dari hari efektif masuk sekolah selama 1 tahun, baru kemudian biayanya dibagi-bagi agar meringankan orang tua murid menjadi pembayaran setiap bulan selama 1 tahun itu. Asal-asalan menentukan biaya sekolah, sebenarnya sama saja sekolah tersebut bunuh diri.

Misalnya begini, sekolah menghitung biaya SPP selama setahun sesuai hari efektif masuk dan juga uang makan itu sebesar 12 juta. Karena pasti akan memberatkan sebagian besar orang tua, maka pihak sekolah membaginya menjadi 12 bulan agar lebih ringan. Ibarat kita mencicil kepada pihak sekolah, yaitu 1 juta perbulan.

Sebagai tambahan, anak-anak kita memang libur. Tapi guru-guru anak kita juga tetap ada jadwal masuk, lho. Entah itu bergantian piket, atau rapat kerja.

Tapi sekali lagi, ini IMHO. Salah satu cara saya meredam diri juga supaya tidak larut memusingkan biaya sekolah. Untuk kebenarannya, silakan tanyakan pada masing-masing sekolah.

Tapi, kalau saya boleh saran juga untuk sekolah, sebaiknya setiap sekolah selalu memberikan informasi terperinci mengenai masalah biaya-biaya ini. Agar tidak ada ganjalan di belakang yang akibatnya bisa mengurangi respek orang tua kepada pihak sekolah. Misalnya, menegaskan di awal, bahwa dalam bulan-bulan yang terdapat banyak libur, SPP tetap diberlakukan full. Karena biaya tersebut sebenarnya adalah biaya cicilan untuk selama 1 tahun dihitung hari efektifnya (jika memang seperti itu perhitungannya).

Dan, percayalah, Bapak dan Ibu…

Ketika kita sudah berniat memberikan pendidikan yang terbaik untuk anak-anak kita, yang salah satu ikhtiarnya adalah mencarikan sekolah yang terbaik sesuai dengan kemampuan kita, maka in syaa Allah, Allah akan memudahkan jalan kita. Percaya hal tersebut, dan jadikan itu sebagai penyemangat untuk bekerja lebih giat demi masa depan anak-anak kita yang lebih baik.

About bunda 426 Articles
Hai! Panggil saya Icha atau Bunda Fafa. Seorang perempuan biasa yang bangga menjadi istri dan ibu rumah tangga, dan ingin terus belajar untuk menjadi luar biasa dengan karya dan dedikasi. Saat ini saya berdomisili di Yogyakarta, bersama dengan suami saya tercinta, Mr. E, dan anak-anak kami, Fafa (2010) dan Faza (2014). Enjoy!

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.